Suatu hari ada seorang ibu
bersama seorang anak kesayangannya yang masih sekolah. Sang ibu sudah ditinggal
oleh suaminya yang telah meninggal dunia terlebih dahulu. Untuk menopang
keluarganya, sang ibu mencari nafkah dengan menerima jasa membuat lukisan.
Lukisan yang dibuatnya sungguh indah dan membuat orang kagum, sehingga banyak orang meminta dirinya untuk membuat lukisan. Hasil dari pembuatan lukisan tersebut cukup untuk menghidupi dirinya dan anaknya.
Lukisan yang dibuatnya sungguh indah dan membuat orang kagum, sehingga banyak orang meminta dirinya untuk membuat lukisan. Hasil dari pembuatan lukisan tersebut cukup untuk menghidupi dirinya dan anaknya.
Sang anak pada mulanya
sangat bersemangat dan rajin bersekolah. Namun, lama-kelamaan, kelakuannya
mulai berubah. Sifatnya yang rajin mulai mengendur, tidak belajar saat ujian
hampir tiba sehingga nilai sekolah kurang memuaskan. Dan yang paling berat
adalah ia mulai sering bolos sekolah.
Sang ibu sudah diberitahu
perihal kelakukan anaknya oleh pihak sekolah. Berkali-kali anak tersebut
dinasihati, tetapi sifat buruknya tidak juga dibuang. Sampai suatu hari,
anaknya mendapat surat peringatan terakhir. Jika anaknya terus-terusan
membolos, maka ia akan dikeluarkan dari sekolah. Di sisi lain, nilainya yang
anjlok kemungkinan besar bisa membuatnya gagal naik kelas.
Sang ibu menegur anaknya.
Dan ketika kemarahannya mulai memuncak, sambil menangis, ia mencoret dan
menyobek lukisan yang sudah hampir selesai. Lukisan yang telah dibuat
berminggu-minggu dirusak begitu saja. Hati anaknya ikut teriris sebab ia tahu
ibunya susah payah melukis untuk menyekolahkan dan menghidupi dirinya. Anaknya
pun ikut menangis dan memeluk ibunya sambil meminta maaf.
“Ampun, bu! Aku minta maaf,
aku tidak akan jahat lagi. Aku tahu aku telah bersalah, tapi ibu jangan merusak
lukisan yang sudah ibu lukis dengan susah payah,” ujar anaknya.
Ibunya pun berkata, “Tidak ada gunanya ibu melukis hanya untuk melihat dirimu seperti ini. Ibu membuat lukisan dengan harapan bisa menyekolahkanmu agar kelak kamu bisa menjadi orang yang berguna. Jika kamu dikeluarkan dari sekolah atau tinggal kelas, pengorbanan ibu akan menjadi sia-sia.”
Ibunya pun berkata, “Tidak ada gunanya ibu melukis hanya untuk melihat dirimu seperti ini. Ibu membuat lukisan dengan harapan bisa menyekolahkanmu agar kelak kamu bisa menjadi orang yang berguna. Jika kamu dikeluarkan dari sekolah atau tinggal kelas, pengorbanan ibu akan menjadi sia-sia.”
Ibunya melanjutkan, “Lihat
lukisan yang sudah rusak ini! Lukisan ini dibuat dari goresan demi goresan dan
dibutuhkan ketekunan dan ketelitian untuk membuatnya menjadi indah. Karena
itulah sebuah lukisan indah bisa bernilai tinggi. Karena ibu sudah mencoret dan
merusaknya, maka lukisan ini sudah tidak bernilai lagi. Begitu juga dengan
kamu. Apa yang sudah kamu pelajari di sekolah sampai sejauh ini sesungguhnya
sangat berguna bagi masa depan kamu. Tetapi, sifat kamu yang buruk akan membuat
semuanya menjadi tidak berguna dan bernasib sama seperti lukisan ini.”
Sambil berlinang air mata,
anaknya sadar dan berjanji pada ibunya, “Aku menyesal dan tidak akan mengulangi
lagi perbuatanku yang dulu. Aku berjanji tidak akan bolos lagi dan akan belajar
dengan rajin agar kelak bisa membahagiakan ibu.”
Sejak saat itu, anaknya
mulai berubah menjadi anak yang rajin, ulet, tidak bolos sekolah, dan
menyayangi ibunya.
Bagi sebagian besar orang,
memulai sesuatu untuk meraih impian mungkin tidak sulit. Yang membuatnya
menjadi sulit adalah begitu banyak orang yang memutuskan untuk berhenti di
tengah jalan. Banyak orang yang memutuskan untuk menyerah karena berbagai
masalah.
Mungkin Anda juga pernah
mengalami hal seperti ini. Anda memiliki impian yang sangat ingin Anda raih.
Semangat Anda begitu berkobar. Tekad Anda begitu besar untuk menjadi seperti
yang Anda inginkan. Anda mulai mengambil tindakan. Tetapi seiring berjalannya
waktu, semangat Anda mulai kendur. Hambatan demi hambatan membuat Anda putus
asa dan menyerah. Akhirnya, impian Anda terkubur dalam-dalam dan mulai
dilupakan. Impian yang begitu indah akhirnya ternoda dan rusak.
Sesungguhnya semua orang,
termasuk Anda, bisa meraih impian jika Anda tidak pernah mau menyerah. Jika
Anda terus berjalan, maka Anda akan tiba di tempat yang Anda impikan. Tidak
peduli berapa banyak hambatan, rintangan, masalah atau kegagalan yang berusaha
menghentikan Anda, jika Anda memutuskan untuk tidak berhenti, maka tidak akan
ada yang bisa menghentikan langkah Anda untuk mencapai impian.
Bila Anda melihat saudara
kita sedang berada di jalan yang kurang tepat, maka alangkah lebih baiknya bila
Anda mengingatkannya agar ia kembali ke jalan yang benar. Sehingga, ia akan
tersadar dan mulai bangkit kembali meraih impiannya. Karena mengingatkan ke
jalan yang benar terhadap sesama adalah bukti ketulusan iman kita. Dengan
begitu Anda telah mengajak orang lain untuk sama-sama meraih impian demi
kebaikan di masa yang akan datang. [rika/islampos/artikelmotivasi-islami]
Bagus banget nih ceritanya membangkitkan semangat :D
ReplyDelete